LBH Samarinda dan Savrinadeya Support Group Gelar Diskusi Pengabaian Hak Perempuan Oleh Kontestan Pemilihan Umum Tahun 2024


SAMARINDA – YLBHI-LBH Samarinda bersama Savrinadeya Support Group menggelar diskusi bertemakan “Membongkar Agenda Penindasan dalam Pertarungan Politik 2024”, di Gate 11.11 Coffee & Tea Samarinda, Minggu  sore 14 Januari 2024.

Kegiatan tersebut, mengundang berbagai pemantik untuk membicarakan lebih mendalam polemik yang terjadi. Di antaranya LBH Samarinda yang diwakili Fathul Huda Wiyashadi, Pokja 30 yang di wakili Buyung Marajo, dan Perempuan Mahardika yang diwakili oleh Refinaya.

Memasuki tahun politik. Maraknya isu yang naik ke permukaan, LBH Samarinda bersama Savrinadeya Support Group sebagai komunitas pendampingan korban kekerasan seksual menyoroti diskriminasi terhadap perempuan yang terus menjadi momok di setiap pesta demokrasi.

Janji-janji politik yang disampaikan oleh kontestan calon eksekutif maupun legislatif masih mengabaikan permasalahan kaum perempuan, ini terlihat jelas seperti ada anggaran yang tidak sepenuhnya untuk mendorong partisipasi perempuan. Misalnya anggaran APBD di Kalimantan Timur (Kaltim), kerap kali digunakan untuk belanja birokrasi dan perjalanan dinas.

Lantas hal tersebut tidak dapat mendorong kualitas dalam pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) secara maksimal. Hal lainnya, dalam sektor pendidikan yang pembiayaannya hanya bosnas dan bosda, sedangkan pendidikan di Indonesia saat ini berfokus pada kompetisi dan tidak memaksimalkan kemampuan berfikir untuk memecahkan masalah.

Pada ranah politik, perempuan yang terlibat dalam pertarungan politik lantas tidak bisa dikatakan mewakili perempuan itu sendiri. Sebab, tidak ada langkah yang konkret untuk membongkar dan memperbaiki sistem politik yang seringkali masih mendiskriminasi perempuan.

Seperti kuota 30% keterwakilan Perempuan yang hanya dijadikan sebagai standard formalitas pada proses pencalonan, karena angka tersebut bukan kuota keterwakilan di parlemen. Subtansi politik akan memiliki pengaruh dalam setiap kebijakan, sementara ketepatan prespektif kesetaraan gender bahkan tidak dimiliki oleh masing-masing politisi.

Prespektif yang dimaksud ialah yang berkaitan dengan prespektif HAM di mana mencakup perlindungan perempuan dan anak, ekonomi, kesejahteraan, dan lainnya.

Partisipasi perempuan, ruang hidup yang layak, dan kesejahteraan lainnya juga harus dimiliki oleh perempuan. Untuk itu LBH Samarinda berkolaborasi bersama Savrinadeya Support Group untuk terus mendorongn ruang aman bagi setiap kelompok rentan di masyarakat Kalimantan Timur khususnya di Samarinda. Bukan hanya sekadar pada momentum pesta demokrasi yang mengkomoditaskan Perempuan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *